Thursday, December 17, 2015

BUDIDAYA KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis)

Gambar Tanaman Kacang Koro Pedang
1.      Pendahuluan
Tanaman kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) merupakan tanaman kacang polong yang sangat potensial dikembangkan sebagai komoditi alternatif pendamping kedelai, untuk pembuatan tempe, tahu, kecap dan susu nabati. Hal ini karena kandungan gizi koro pedang tidak kalah dengan kacang kedelai, yaitu kandungan protein 27,4% sedangkan kedelai 39%, kandungan karbohidratnya sebesar 63,5% sementara kedelai hanya 35,5%
Produktivitas rata-rata kacang koro pedang berkisar 1 – 4,5 ton biji kering/ha, dengan harga di tingkat petani sebesar Rp. 2.500/kg biji kering. Untuk dapat meningkatkan produktivitas kacang koro pedang  perlu dilakukan teknik budidaya yang tepat. Teknik budidaya tersebut antara lain adalah pemupukan dan pemangkasan. Adapun tahapan dari budidaya kacang koro pedang adalah sebagai berikut:
2.      Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dimulai dengan membersihkan gulma dan sisa tanaman. Pengolahan dengan menggunakan cangkul sedalam 20 – 25 cm dibiarkan 1 – 2 minggu, pada saat penggaruan dan perataan tanah dilakukan pemupukan dasar dengan menggunakan bokashi. Selanjutnya pembuatan bedengan dengan lebar 120 cm, panjang 3 meter dan saluran draenase lebar 40cm.
3.        Penanaman
Tanah yang akan ditanami ditugal sedalam 3 - 4  cm dengan jarak 100 x 80 cm, setiap lubang diisi dengan satu biji benih, mata lembaga menghadap kebawah, lubang ditutup kembali dengan bokashi.
4.        Aplikasi Pupuk Organik Cair
Aplikasi pupuk organik cair (Baca juga Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Limbah Pasar) dilaksanakan setelah tanaman membentuk daun sempurna (umur tanaman ±15 hari setelah tanam) dan dilanjutkan setiap 10 hari dengan cara disemprotkan. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan hand sprayer keseluruh bagian tanaman (daun, tangkai dan batang) hingga basah, dengan volume semprot rata-rata 17,28 ml pertanaman.
5.        Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan mencakup penyiraman, pembersihan gulma, pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemeliharan tersebut dilaksanakan  setiap saat jika dibutuhkan, seperti pengendalian hama hanya dilakukan bila ada serangan hama yang dianggap merugikan.
6.        Pemangkasan
Pemangkasan tanaman disesuaikan dengan perlakuan penelitian yaitu satu bulan setelah tanam dan dua bulan setelah tanam. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong tunas apikal, tunas lateral yang tidak produktif (kerdil dan tidak menghasilkan bunga) dan daun parasit dengan menggunakan gunting pangkas.
7.        Panen dan Pasca Panen
Polong yang layak panen adalah polong yang sudah coklat penuh/rata, panen dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Polong  yang sudah dipanen dijemur 2 – 3 hari, kemudian biji dikeluarkan dari polong dengan cara membenturkan pada benda keras, atau  polongnya diplintir. Biji tanpa polong dijemur 2-3 hari sampai kadar air 14%.

No comments:

Post a Comment